Membaca Allah dalam Shalawat Masyisyiyah

| |


I. MASALAH
Bagaimana hukum membaca wirid Masyisyiyah karangan Imam Abdussalam al-Masyisyi, guru Imam Abdul Hasan Asy-Syadzili dengan panjang alifnya Allah, Allah, Allah, dengan berhenti pada tiap-tiap kalimat, tiga kali, sementara orang yang mengerti, bahwa panjangnya hamzah itu untuk bersumpah untuk mengharapkan diterimanya doa,
menurut hadis yang artinya: “Sementara hamba Allah ada yang sewaktu sumpah harus melaksanakan sumpahnya,” seperti dalam Hizib Syadzili berbunyi: Inqatha’at aamaalunaa waizzatika illaa minka, wakhaba rajaunaa wahaqqika illaa fiika, tetapi kebanyakan orang tidak mengerti; apakah pasti boleh membaca panjang hamzahnya atau tidak? Mohon keterangan dari Muktamar, karena para ulama di Martapura telah berselisih dalam hal itu.

II. PUTUSAN
Sesungguhnya membaca Aallah, Aallah dalam Shalawat Masyisyiyah dengan pendek hamzahnya atau panjang itu hukumnya boleh (jaiz) apabila dibaca panjang, maka hamzahnya disambung dengan hamzah ta’rif, itu untuk bersumpah sebagaimana dalam hadis Muslim yang berbunyi: “Aallah maa aradhtu maa’aradhtu illaa wahidatan,” maka berkata: “Aallah maa aradhtu illa wahidatan,” dan siapa yang mendapat ijazah dari Guru dengan panjang untuk memperkuat doa dengan sumpah, maka harus membaca panjang, dan sumpah sebagaimana hadis tersebut dalam soal.

III. REFERENSI
Putusan ini sama dengan jawaban orang yang alim Syaikh Sa’id bin Muhammad al-Yamani pengajar di Masjidil Haram Makkah.

Posted by Ki Juru Ketik on 22:44. Filed under , , , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 comments for "Membaca Allah dalam Shalawat Masyisyiyah"

Leave a reply